Makalah Memahami Cara Pemanfaatan Daun Kelor Untuk Peningkatan Kesehatan Dan Gizi
nurulfahmigizi.blogspot.com

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini dengan tepat pada waktunya yang berjudul Memahami Cara Pemenafaatan Daun Kelor Untuk Peningkatan Kesehatan Dan Gizi Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang pemanfaatan daun kelor untuk peningkatan kesehatan dan gizi.
MAKALAH
IPTEK MUTAKHIR PANGAN GIZI DAN KESEHTAN
(Memahami Cara Pemanfaatan
Daun Kelor Untuk Peningkatan Kesehatan Dan Gizi)

Oleh
:
KELOMPOK III
Abdul
Fandir
Nurul
Fahmi
Sarima
Yusdalifah
Anna
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
JURUSAN GIZI POLITEKNIK KESEHATAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV GIZI
MAKASSAR
2017
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini dengan tepat pada waktunya yang berjudul Memahami Cara Pemenafaatan Daun Kelor Untuk Peningkatan Kesehatan Dan Gizi Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang pemanfaatan daun kelor untuk peningkatan kesehatan dan gizi.
Kami berharap semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah
ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.Makalah ini kami akui masih banyak
kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Dan makalah ini
masih jauh dari sempurna. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini
dari awal sampai akhir. Semoga Allah senantiasa memberkati segala usaha
kita Aamiin.
Makassar,20 Maret 2017
Penyusun
Kelompok 3
DAFTAR
ISI
Kata pengantar……………………………………………………………………........................................
1
Daftar isi……………………………………………………………………………..........................................
2
BAB I Pendahuluan
a.
Latar
Belakang……………………………………………………………..................................... 3
b.
Rumusan Masalah.................................................................................................................. 3
c.
Tujuan………………………………………………………………………...................................... 4
BAB II Pembahasan
a.
Sekilas
Mengenai Tanaman Kelor …………………………………………………………… 5
b. Potensi
gizi dan senyawa aktif pada daun kelor …………………….............................. 6
c.
Manfaat
Tanaman Kelor ……………………………………………………...…....................... 7
d.
Kegunaan
Tanaman Kelor ………………………………………………………..…................. 9
e.
pemanfaatannya berdasarkan jenis
penyakit ……………………………………………... 10
f.
Pemanfaatan
daun kelor untuk pengembangan produk makanan ………………….. 11
g.
Peranan daun kelor
untuk kesehatan dan mengatasi masalah gizi ……................... 13
BAB III Penutup
a.
Kesimpulan…………………………………………………………………................................... 15
b.
Daftar
Pustaka…………………………………………………………………….......................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Kelor merupakan salah satu tanaman
sayuran yang multiguna. Hampir semua bagian dari tanaman kelor ini dapat
dijadikan sumber
makanan karena mengandung senyawa aktif dan gizi lengkap. Daun kelor juga kaya
vitamin A dan C, khususnya Betakaroten. Para ahli menganjurkan untuk mengkonsumsi
betakaroten sebanyak 15.000-25.000 IU per hari (Astawan, 2004).
Kandungan Vitamin C-nya setara
dengan 6 kali vitamin C buah jeruk, sangat bermanfaat untuk mencegah berbagai
macam penyakit termasuk flu dan demam.
Begitu dahsyatnya khasiat daun kelor mengatasi aneka penyakit. Beberapa senyawa
aktif dalam daun kelor adalah arginin, leusin, dan metionin. Tubuh memang
memproduksi arginin, tetapi sangat terbatas. Oleh karena itu, perlu asupan dari
luar seperti daun kelor. Kandungan arginin pada daun kelor segar mencapai 406,6
mg (Anwar, 2007).
Teh kelor, saus kelor, sirup kelor,
sereal dan biskuit kelor merupakan produk yang menggunakan daun kelor sebagai
bahan utama. Kecukupan konsumsi sayuran sangat diperlukan karena kandungan vitamin, mineral dan enzim selaku senyawa bioaktif
yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Kecukupan antibodi juga diperlukan untuk
mempertahankan ketahanan tubuh. Daun kelor memiliki potensi yang sangat baik
untuk melengkapi kebutuhan nutrisi dalam tubuh, sehingga orang yang mengonsumsi
daun kelor akan terbantu untuk meningkatkan energi dan ketahanan tubuh. Dalam
bidang pangan, pengolahan makanan semakin berkembang sehingga menghasilkan
beragam produk olahan yang beredar di pasaran. Selain itu, pola konsumsi
masyarakat telah mengalami perubahan. Hal ini terlihat dari kecenderungan
mereka dalam memilih makanan yang praktis, ekonomis dan cepat tersedia untuk
dikonsumsi. Di daerah perkotaan, makanan siap saji lebih diterima oleh
masyarakat daripada kebiasaan pola makan sehat (Suryana et al, 2008).
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa Potensi gizi dan senyawa
aktif pada daun kelor?
2. Bagaimana Pemanfaatan daun kelor
untuk pengembangan produk makanan?
3. Apa Peranan daun kelor
untuk kesehatan dan mengatasi masalah gizi ?
C.
Tujuan
1.
Mengetahu Potensi gizi dan senyawa
aktif pada daun kelor?
2.
Mengetahui Bagaimana
Pemanfaatan daun kelor untuk pengembangan produk
makanan?
3.
Mengetahui Apa Peranan
daun kelor untuk kesehatan dan mengatasi masalah gizi ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sekilas
Mengenai Tanaman Kelor
Tanaman Kelor (Moringa oleifera) atau dikenal juga sebagai Moringa
pterygosperma, merupakan tanaman dari keluarga Moringaceae. Kelor adalah
jenis tanaman yang mudah ditemukan di seluruh daerah di tanah air. Ada beberapa
sebutan (nama) lokal untuk tanaman ini. Selain Kelor yang menjadi nama dalam
bahasa Indonesia, sebutan tersebut juga digunakan oleh masyarakat di Jawa,
Sunda, Bali dan Lampung. Sedangkan sebutan lainnya antara lain adalah Marangghi
(Madura), Moltong (Flores), Kelo (Gorontalo); Keloro (Bugis),
Kawano (Sumba), Ongge (Bima), Hau fo (Timor).
Kelor adalah
tanaman jenis perdu dengan ketinggian pohon berkisar antara 7
-11 meter. Batang kayunya getas (mudah patah), bercabang jarang, tapi berakar
kuat. Batang pokoknya berwarna kelabu. Daunnya berbentuk bulat telur berukuran
kecil bersusun majemuk dalam satu tangkai. Bunganya berwarna putih kekuning
kuningan dan tudung pelepah bunganya berwarna hijau. Bunga kelor keluar
sepanjang tahun dengan aroma bau semerbak. Buah kelor berbentuk segi tiga
memanjang. Di Jawa disebut kelentang. Berbentuk mirip kacang panjang berwarna
hijau dan keras dengan ukuran panjang sekitar 30 cm. Sedang getahnya yang telah
berubah warna menjadi coklat disebut blendok (Jawa). Kelor dapat berkembang
biak dengan baik pada daerah yang mempunyai ketinggian tanah 300-500 meter di
atas permukaan laut.
Selain itu,
dalam pendapat sebagian masyarakat, konon kelor mengandung kekuatan magis,
batangnya dapat dipakai untuk melunturkan kesaktian (black magic) seseorang.
Adanya kandungan magis itu menyebabkan batang pohon kelor sering diburu orang
untuk dijadikan jimat, pemegang jimat ini bisa kebal senjata tajam. Tanaman ini
juga bisa dipakai mengobati orang kejang-kejang kesurupan. Biasanya itu terjadi
karena diganggu roh jahat. Cara mengobatinya dengan mengambil daun kelor, lalu
diremas dan dibalurkan di semua persendian sang pasien.
Di Jawa,
secara tradisional, kelor kerap dibuat tanaman pagar, sedangkan daunnya dibuat
sayur. Tapi, banyak pula yang memanfaatkan bagian dari tanaman yang berasa
pahit ini untuk bahan obat tradisional.
B. Potensi
gizi dan senyawa aktif pada daun kelor
Menurut Simbolan et al., (2007), kandungan kimia yang
dimiliki daun kelor yakni asam amino yang berbentuk asam aspartat, asam glutamat,
alanin, valin, leusin, isoleusin, histidin, lisin, arginin, venilalanin,
triftopan, sistein dan methionin. Daun kelor juga mengandung makro elemen
seperti potasium, kalsium, magnesium, sodium, dan fosfor, serta mikro elemen
seperti mangan, zinc, dan besi. Daun kelor merupakan sumber provitamin A,
vitamin B, Vitamin C, mineral terutama zat besi. Menurut Fuglie (2001)
menyebutkan kandungan kimia daun kelor per 100 g dapat dilihat pada Tabel 1.
Akar, batang dan kulit batang kelor mengandung saponin dan polifenol. Selain
itu kelor juga mengandung alkaloida, tannin, steroid, flavonoid, gula tereduksi
dan minyak atsiri. Akar dan daun kelor juga mengandung zat yang berasa pahit
dan getir. Sementara biji kelor mengandung minyak dan lemak (Utami dan Puspaningtyas,
2013).
Hasil
studi fitokimia daun kelor (Moringa oleifera) menyebutkan bahwa daun
kelor mengandung senyawa metabolit sekunder flavonoid, alkaloid, phenols yang
juga dapat menghambat aktivitas bakteri. Komposisi dan konsentrasi senyawa
fitokimia mengalami perubahan selama pertumbuhan tanaman. Daun yang lebih muda
mempunyai kandungan fitokimia paling tinggi (Nugraha, 2013).
Berkat
kandungan gizi yang terdapat di dalamnya, selain sebagai obat, kelor juga
bermanfaat sebagai multivitamin. Terbukti bahwa
kelor telah berhasil mencegah wabah kekurangan gizi di beberapa negara di
Afrika dan menyelamatkan banyak nyawa anak-anak dan ibu-ibu hamil.
Berikut
Kandungan Gizi dalam setiap 100 g Tanaman Kelor :
Tabel 1.1
Deskripsi
|
Biji
|
Daun
|
Tepung daun
|
Kadar Air (%)
Calori
Protein (g)
Lemak (g)
Carbohydrate (g)
Fiber (g)
Minerals (g)
Ca (mg)
Mg (mg)
P (mg)
K (mg)
Cu (mg)
Fe (mg)
S (mg)
Oxalic acid (mg)
Vitamin A - B carotene (mg)
Vitamin B -choline (mg)
Vitamin B1 -thiamin (mg)
Vitamin B2 -riboflavin (mg)
Vitamin B3
-nicotinic acid (mg)
Vitamin C
-ascorbic acid (mg)
Vitamin E
-tocopherol (mg)
Arginine
(g/16g N)
Histidine
(g/16g N)
Lysine (g/16g
N)
Tryptophan
(g/16g N)
Phenylanaline
(g/16g N)
Methionine (g/16g N)
Threonine (g/16g N)
Leucine (g/16g N)
Isoleucine (g/16g N)
Valine (g/16g N)
|
86.9
26
2.5
0.1
3.7
4.8
2.0
30
24
110
259
3.1
5.3
137
10
0.11
423
0.05
0.07
0.2
120
-
3.6
1.1
1.5
0.8
4.3
1.4
3.9
6.5
4.4
5.4
|
75.0
92
6.7
1.7
13.4
0.9
2.3
440
24
70
259
1.1
7
137
101
6.8
423
0.21
0.05
0.8
220
-
6.0
2.1
4.3
1.9
6.4
2.0
4.9
9.3
6.3
7.1
|
7.5
205
27.1
2.3
38.2
19.2
-
2,003
368
204
1,324
0.57
28.2
870
1.6%
16.3
-
2.64
20.5
8.2
17.3
113
1.33%
0.61%
1.32%
0.43%
1.39%
0.35%
1.19%
1.95%
0.83%
1.06%
|
(From Moringa oleifera: Natural Nutrition for the Tropics by Lowell Fuglie)
Dilihat dari nilai gizinya kelor adalah tanaman
berkhasiat sejati (miracle tree), artinya tanaman ini bisa dimanfaatkan
dari akar, biji, batang, buah dan daun serta
mengandung gizi tinggi. Kandungan gizi daun kelor segar, setara dengan:
·
4x vitamin A
yang dikandung wortel,
·
7x vitamin C
yang terkandung pada jeruk,
·
4x mineral
Calsium dari susu,
·
3x mineral
Potassium pada pisang,
·
3/4x zat besi
pada bayam, dan
·
2x protein dari
yogurt.
Sedangkan
kandungan gizi daun kelor yang dikeringkan setara dengan:
·
10x vitamin A yang dikandung wortel,
·
1/2x vitamin C yang terkandung pada
jeruk,
·
17x mineral Calsium dari susu,
·
15x mineral Potassium pada pisang,
·
25x zat besi pada bayam, dan
·
9x protein dari yogurt.
C.
Manfaat
Tanaman Kelor Dalam Kehidupan Sehari-hari
Kelor (Moringa
oleifera) adalah salah satu tanaman yang banyak dijumpai di tanah air,
hampir semua orang Indonesia pernah mendengar kata “daun kelor”. Bahkan ada
pepatah yang mengatakan “dunia ini tidak selebar daun kelor”. Pepatah ini
sangat dikenal luas dalam kehidupan kita. Pepatah ini mengandung makna bahwa
kesuksesan dapat diperoleh di berbagai bidang kehidupan yang dapat memberikan
kesempatan kepada kita.
Kelor adalah
tanaman jenis perdu dengan ketinggian pohon berkisar antara 7
-11 meter. Batang kayunya getas (mudah patah), bercabang jarang, tapi berakar
kuat. Batang pokoknya berwarna kelabu. Daunnya berbentuk bulat telur berukuran
kecil bersusun majemuk dalam satu tangkai. Bunganya berwarna putih kekuning
kuningan dan tudung pelepah bunganya berwarna hijau. Bunga kelor keluar
sepanjang tahun dengan aroma bau semerbak. Buah kelor berbentuk segi tiga
memanjang. Di Jawa disebut kelentang. Berbentuk mirip kacang panjang berwarna
hijau dan keras dengan ukuran panjang sekitar 30 cm. Sedang getahnya yang telah
berubah warna menjadi coklat disebut blendok (Jawa). Kelor dapat berkembang
biak dengan baik pada daerah yang mempunyai ketinggian tanah 300-500 meter di
atas permukaan laut.
Di
Indonesia, khususnya di kampung atau pedesaan, pohon kelor banyak ditanam
sebagai pagar hidup, ditanam di sepanjang tepi ladang atau sawah. Fungsi dari
penanaman pohon kelor ini selain sebagai tanaman penghijau juga sebagai tanda
batas tanah atau ladang kepemilikan seseorang. Selama ini, daun kelor muda
banyak dimanfaatkan sebagai bahan sayuran oleh sebagian besar penduduk kampung
atau desa di Indonesia, selain itu biji kelor pun bermanfaat sejak beberapa
tahun silam.
Pemanfaatan
biji kelor telah dikembangkan di Indonesia, antara lain melalui Program
United Nations Development Programme (UNDP) bekerjasama dengan ITB. Melalui
program tersebut, biji kelor diolah menjadi bahan pengendap/koagulator untuk
penjernihan air secara cepat, murah dan aman. Karena kandungan senyawa pada
serbuk biji kelor memiliki sifat anti mikroba, khususnya terhadap bakteri,, bakteri Coli yang terdapat di dalam air yang
dijernihkan.
Menurut
hasil pengujian oleh tim ahli dari UNDP, untuk pengolahan air minum di kawasan
pantai atau rawa tidak membutuhkan banyak biji kelor. Cukup 2-3 pohon dewasa
selama setahun dengan keluarga sebanyak 6-8 orang, dengan perhitungan kebutuhan
air sekitar 20 liter/hari/ jiwa.
Di beberapa
negara, pemanfaatan kelor juga mulai dikembangkan untuk bahan pembuatan
kosmetik. Sementara di beberapa negara di Benua Afrika, Kelor
telah menjadi komoditas yang menjanjikan peluang bisnis yang menggiurkan.
D.
Kegunaan Tanaman Kelor Dalam Bidang Kesehatan
Dengan
penelitian ilmiah, terungkap bahwa daun ini ternyata mengandung berbagai unsur
nutrisi yang diperlukan oleh tubuh untuk memulihkan dan menjaga kesehatan.
Variasi dan kadar kandungan nutrisi daun kelor berada di luar batas-batas
kewajaran. Fenomena aneh ini diakui di dunia barat sekalipun karena memang
dasarnya adalah penelitian ilmiah. Tidak heran banyak media masa internasional
mempopulerkan pohon kelor sebagai “miracle tree” alias pohon ajaib, bahkan ada
yang menyebutnya sebagai "tree for life". Memang mengagumkan.
Bayangkan saja, jika kita memiliki sebuah pohon di halaman rumah yang bisa
ditanam dan dirawat dengan mudah, tidak mati meskipun diterpa kemarau panjang,
daunnya dapat dijadikan sayur untuk memenuhi semua kebutuhan
vitamin dan mineral dalam tubuh, bisa digunakan sebagai obat, selain itu
bijinya juga bisa untuk menjernihkan air yang minum.
Seperti yang
disebutkan di atas, bahwa tanaman kelor penting dalam mengatasi gizi buruk
terutama bagi bayi dan balita serta ibu menyusui. Daunnya dapat dikonsumsi
segar, dimasak atau disimpan dalam bentuk serbuk untuk persediaan beberapa
bulan tanpa harus dimasukkan kedalam lemari pendingin tanpa kehilangan
kandungan nutrisi. Selain itu, ada beberapa senyawa aktif dalam daun kelor yang
cukup berguna bagi tubuh, beberapa senyawa aktif tersebut adalah arginin,
leusin, dan metionin. Tubuh memang memproduksi arginin, tetapi sangat terbatas.
Oleh karena itu perlu asupan dari luar seperti kelor. Kandungan arginin pada
daun kelor segar mencapai 406,6 mg, sedangkan pada daun kering, 1.325 mg.
Menurut Dr. Mien Karmini, arginin meningkatkan imunitas atau kekebalan tubuh.
Di samping itu, arginin juga mempercepat proses penyembuhan luka, meningkatkan
kemampuan untuk melawan kanker, dan memperlambat pertumbuhan tumor.
Sementara
metionin yang kadarnya mencapai 117 mg pada daun segar dan 350 mg (kering)
mampu menyerap lemak dan kolesterol. Oleh karena itu, metionin menjadi kunci
kesehatan hati yang banyak berhubungan dengan lemak. Kekurangan metionin
menyebabkan beragam penyakit seperti rematik kronis, sirosis, dan gangguan
ginjal. Kadar valin dalam daun segar 374 mg atau 1.063 mg (kering) berfungsi
dalam sistem saraf dan pencernaan. Perannya antara lain membantu gangguan saraf
otot, gangguan mental, emosional, dan insomnia.
Tubuh juga
memerlukan leusin karena tak mampu memproduksi sendiri. Daun kelor segar
mengandung 492 mg leusin yang berperan dalam pembentukan protein otot dan
fungsi sel normal. “Leusin sangat penting untuk pertumbuhan sel sehingga
anak-anak dan remaja mutlak memerlukannya. Ambang batas kebutuhan leusin adalah
55 mg per g protein,” kata Mien Karmini.
Secara
tradisional pemanfaatan akar, daun dan biji kelor sebagai obat, dianggap manjur
untuk beberapa jenis penyakit antara lain : Sakit kuning (Lever), Reumatik/encok/Pegal
linu, Rabun ayam, Sakit mata, Sukar buang air kecil, Alergi/biduren, Cacingan,
Luka bernanah.
E.
Berikut cara pemanfaatannya,
berdasarkan jenis penyakit :
1.
Sakit Kuning
Bahan: 3-7 gagang daun kelor, 1 sendok makan madu dan
1 gelas air kelapa hijau.
Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diberi 1
gelas air kelapa dan disaring. Kemudian ditambah 1 sendok makan madu dan diaduk
sampai merata.
Cara menggunakan: diminum, dan dilakukan secara rutin
sampai sembuh.
2.
Reumatik,
Nyeri dan Pegal Linu
Bahan: 2-3 gagang daun kelor, 1/2 sendok makan kapur
sirih;
Cara Membuat : Kedua
bahan tersebut ditumbuk halus;
Cara menggunakan : dipakai untuk obat gosok (param).
3.
Rabun Ayam
Bahan: 3 gagang daun kelor;
Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diseduh
dengan 1 gelas air masak dan disaring. Kemudian dicampur dengan madu dan diaduk
sampai merata.Cara menggunakan: diminum sebelum tidur.
4.
Sakit Mata
Bahan : 3 gagang
daun kelor;
Cara Membuat : Daun kelor
ditumbuk halus, diberi 1 gelas air dan diaduk sampai merata. Kemudian didiamkan
sejenak sampai ampasnya mengendap; Cara
menggunakan : air ramuan
tersebut digunakan sebagai obat tetes mata.
5.
Sukar
Buang Air Kecil
Bahan: 1 sendok sari daun kelor dan sari buah ketimun
atau wortel yang telah
diparut dalam jumlah yang sama;
Cara Membuat: Bahan-bahan tersebut dicampur dan
ditambah dengan 1 gelas air, kemudian disaring.
Cara menggunakan: diminum setiap hari.
6.
Cacingan
Bahan: 3 gagang daun kelor, 1 gagang daun cabai, 1-2
batang meniran;
Cara Membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 2
gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring; Cara menggunakan: diminum.
7.
Biduren
(alergi)
Bahan : 1-3 gagang
daun kelor, 1 siung bawang merah dan adas pulasari
secukupnya; Cara
Membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air
Cara Membuat : daun kelor
ditumbuk sampai halus.
Cara menggunakan : ditempelkan pada bagian yang luka sebagai obat luar.
F.
Pemanfaatan
daun kelor untuk pengembangan produk makanan.
1.
Spageti adalah salah
satu olahan makanan yang barat yang kini tengah digemari oleh masyarakat
Indonesia. Makanan ini terbuat dari adonan tepung terigu tanpa ditambahan
apapun. Namun sekarang ini masyarakat sering berinovasi untuk membuat sesuatu
yang baru sehingga lebih disukai masyarakat seperti spageti sayuran sudah ada
di mana-mana. Di tangan dingin pria yang berasal dari Probolinggo, Jawa Timur,
spageti pun bisa diolah dari daun kelor. Syaiful Hadi awalnya terinspirasi dari
teman yang mempunyai ide spageti sayuran hingga dia berpikir untuk membuat
inovasi lebih baik lagi dengan menggunakan daun kelor yang telah diakui oleh
Badan Kesehatan Dunia, WHO sebagai dianggap sebagai tanaman ajaib karena bisa
mengatasi gizi buruk dunia.
2.
Roti kini semakin digemari oleh
semua kalangan masyarakat. Jika dahulu masyarakat Indonesia lebih banyak
memilih mengkonsumsi nasi untuk sarapan, maka saat ini roti telah menjadi
pilihan mereka di pagi hari untuk sarapan maupun sebagai camilan, karena mudah
dikonsumsi dan mudah didapat di mana saja. Hal ini dibuktikan dengan adanya
hasil survei yang dilakukan dibeberapa kota besar di Indonesia, bahwa sebanyak
70% masyarakat memilih untuk mengkonsumsi roti pada pagi hari. Bila pada
umumnya roti tawar hanya memiliki varian rasa cokelat, pandan.
PT Mofera Indonesia dalam rangka mewujudkan kesehatan
masyarakat setinggi-tingginya, telah melakukan inovasi dengan cara memproduksi
pangan olahan yang sehat berbahan daun Kelor yang mudah untuk dikonsumsi
sehari-hari oleh masyarakat. Kelor memiliki
kandungan nutrisi yang jauh melampaui kandungan nutrisi bahan pangan pada
umumnya. Bahkan, dari hasil penelitian mengatakan bahwa Kelor terbukti mampu
menyelamatkan jutaan manusia dari kelaparan dan kekurangan gizi (malnutrisi) di
Afrika dan belahan dunia lainnya. Dan, secara ilmiah pun, Kelor terbukti dapat
mengatasi berbagai macam penyakit serius seperti kanker, tumor, hipertensi,
diabetes, bahkan direkomendasikan untuk dikonsumsi oleh penderita HIV AIDS.
Maka dari itu, tak heran jika tanaman ini dikenal sebagai “Miracle Tree” atau
“Trees of Life.” Moringa Oleifera Bread merupakan produk roti tawar yang
mengandung lebih banyak protein, zat besi, dan kalsium dengan tambahan serbuk
daun kelor. Produk roti tawar ini mengandung 10% serbuk kelor sebagai tambahan
nutrisi. Selain itu, roti ini mengandung pewarna alami (hijau) karna penambahan
dari serbuk daun kelor itu sendiri.
G.
Peranan daun kelor
untuk kesehatan dan mengatasi masalah gizi
Defisiensi protein
dalam diet merupakan masalah nutrisi yang paling serius dalam kasus gizi buruk,
yang sering dikenal dengan istilah Kurang Energi Protein (KEP). Anak-anak dan
balita membutuhkan lebih banyak protein untuk pertumbuhan dan pertukaran energi
yang lebih aktif. Dampak yang ditimbulkan KEP pada balita menyebabkan
pertumbuhan yang tidak normal, menurunnya immunitas, dan tingkat kecerdasan
yang rendah. Pada stadium yang berat, KEP pada balita dapat menyebabkan
kwarshiorkor sampai kematian (Almatsier, dalam Hadi dan Kholis , 2010 : 144).
Kelor
merupakan komoditas pangan yang penting sebagai sumber gizi alami daerah tropis
. Banyaknya kandungan gizi yang dimiliki oleh daun Moringa oleifera membuatnya
baik untuk dijadikan makanan pendamping bagi tumbuh kembang anak (Syariati ,
2011 : 11) . Disamping itu tanaman kelor telah berhasil digunakan untuk
mengatasi malnutrisi pada anak yang terbukti dengan pertambahan berat badan
yang signifikan (Fuglie, dalam Zakaria dkk , 2012 : 46). Yayasan Mata
Internasional (berbasis di Maryland, USA) menganjurkan konsumsi Kelor untuk pencegahan
kekurangan gizi pada anak dan menyelamatkan penglihatannya yang rentan kebutaan
karena defisiensi vitamin A. Telah
dilaporkan dari proyek penelitian WHO bahwa kelor mampu membantu mengatasi
malnutrisi pada anak-anak di beberapa Negara Afrika dengan pemanfaatan serbuk
daun kelor. Kelebihan dari daun Kelor adalah mudah diperoleh tanpa biaya tinggi
dan mampu mengatasi malnutrisi lebih cepat dibandingkan nutrisi modern seperti
susu bubuk, minyak goreng dan gula (Luthfiyah , 2012 : 43) .
Hasil
penelitian Luthfiyah ,Widjajajanto (2011: 135) membuktikan bahwa dengan
pemberian serbuk daun kelor dosis 180 mg , 360 mg dan 720 mg per hari
dapat meningkatkan keadaan fisik kondisi KEP (Kurang Energi Protein) pada
keadaan fisik normal.
Fuglie ,
dalam Luthfiyah (2012 : 43) melaporkan bahwa konsumsi 8 gr serbuk daun kelor
sehari dapat memberikan kontribusi zat gizi kepada balita usia 1-3 tahun
, yaitu 14% protein , 40% kalsium, 23% besi dan hampir semua kebutuhan vitamin
A . Sedangkan dalam 100 gr bubuk serbuk daun kelor, dapat memberikan lebih dari
sepertiga kebutuhan kalsium , besi , protein , tembaga , belerang dan vitamin B
pada wanita usia subur . Menurut hasil penelitiannya , daun Kelor ternyata
mengandung vitamin A , C , B , kemudian kalsium , kalium , besi , dan
protein dalam jumlah tinggi serta mudah dicerna dan diasimilasi oleh tubuh
manusia.
Melihat dari
sisi nutrisinya, daun kelor
sangat potensial untuk mengatasi masalah gizi buruk di Indonesia . Sedangkan
dari sisi kandungan klorofilnya yang tinggi sangat mungkin dimanfaatkan sebagai
pewarna alami makanan seperti kue bolu .Dengan demikian kue bolu akan aman bagi
kesehatan karena ditambahkan dengan pewarna alami dan bukannya pewarna sintesis
yang seringkali membahayakan kesehatan .
BAB III
PENUTUP
a.
Kesimpulan
Dari
pembahasan masalah di atas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.
Kelor bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, di beberapa
negara maju, pemanfaatan kelor mulai dikembangkan untuk bahan pembuatan
kosmetik. Salah seorang investor asal Jepang beberapa tahun silam juga berniat
membuka perkebunan kelor di Musi Banyuasin untuk bahan baku industri di negara
Sakura. Di samping itu, kelor telah menjadi komoditas yang menjanjikan peluang
bisnis yang menggiurkan khususnya di beberapa negara di Benua Afrika.
2. Kelor
juga berguna dalam bidang kesehatan. Mulai dari akar, daun dan biji kelor semua
bermanfaat khususnya dalam bidang kesehatan. Secara tradisional pemanfaatan
akar, daun dan biji kelor sebagai obat dianggap manjur untuk beberapa jenis
penyakit, antara lain : a) Sakit Kuning, b) Reumatik, Nyeri dan Pegal Linu, c)
Rabun Ayam, d) Sakit Mata, e) Sukar Buang Air Kecil, f) Cacingan, g) Biduren
(alergi), h) Luka bernanah.
DAFTAR PUSTAKA
http://daunkelor.com/category/manfaat-daun-kelor, diakses 02
Mei 2012.
http://flora-faunaindonesia.blogspot.com/2011/05/mitos-pohon-kelor.html, diakses 11
Mei 2012.
http://mrwindu-back2nature.blogspot.com/2011/12/manfaat-daun-kelor.html, diakses 02
Mei 2012.
http://www.blogster.com/firsonigosa/kelor-tanaman-bermanfaat-untuk-berantas-gizi-buruk, diakses 29
April 2012.
http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/sehat/2012/02/27/733/Kelor-Tanaman-Sehat-Berkhasiat, diakses 02
Mei 2012.
Sitorus, M. dkk. 2007. Cegah Malnutrisi dengan Kelor. Jakarta :
Kanisius.
Yuwono, Trius dan Pius Abdullah. 1994. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Praktis. Surabaya: Arkola.
http://www.kompasiana.com/charitylatanza/roti-tawar-kelor-inovasi-olahan-pangan-yang-sehat_5852c369b07e61b22f17f5f6/diakses 22 Maret 2017nurulfahmigizi.blogspot.com
M
Astawan,T Wresdayati.2004.Diet Sehat dengan Makanan Berserat.Solo:Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri.
Mangkunegara,Anwar
Prabu AA.(2007). Manajemen Sumber daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Assalamulaikum, slamat malam... izin buat mnta referensi makalah nya di daftar pustaka dan rumusan masalah, dalam pembuatan PKM Ilmiah saya tentang karakteristik manfaat tersebut. TRIMS
BalasHapusFree Slot Casino No Deposit Bonus 2021
BalasHapusFree 바카라 몬 Slot Casino No 스포츠 배팅 Deposit Bonus 2021. We also feature a list of free 스포츠 무료중계 casino 피망 포커 머니 상 bonuses 벤 델핀 and casino games. Get more from top free slots sites in 2021!