Makalah Memahami Cara Pemanfaatan Daun Kelor Untuk Peningkatan Kesehatan Dan Gizi

nurulfahmigizi.blogspot.com
MAKALAH
IPTEK MUTAKHIR PANGAN GIZI DAN KESEHTAN
(Memahami Cara Pemanfaatan Daun Kelor Untuk Peningkatan Kesehatan Dan Gizi)

Oleh :
KELOMPOK III
Abdul Fandir
Nurul Fahmi
Sarima
Yusdalifah Anna


KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
JURUSAN GIZI POLITEKNIK KESEHATAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV GIZI
MAKASSAR
2017



KATA PENGANTAR
                        
             Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini dengan tepat pada waktunya yang berjudul
Memahami Cara Pemenafaatan Daun Kelor Untuk Peningkatan Kesehatan Dan Gizi Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang pemanfaatan daun kelor untuk peningkatan kesehatan dan gizi.
              Kami berharap semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Dan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
                Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah senantiasa memberkati segala usaha kita Aamiin.



Makassar,20 Maret 2017

Penyusun


   Kelompok 3




DAFTAR ISI

Kata pengantar……………………………………………………………………........................................ 1
Daftar isi…………………………………………………………………………….......................................... 2
BAB I  Pendahuluan
a.       Latar Belakang……………………………………………………………..................................... 3
b.      Rumusan Masalah..................................................................................................................  3
c.       Tujuan………………………………………………………………………......................................  4
BAB II   Pembahasan
a.       Sekilas Mengenai Tanaman Kelor …………………………………………………………… 5
b.      Potensi gizi dan senyawa aktif pada daun kelor …………………….............................. 6
c.       Manfaat Tanaman Kelor ……………………………………………………...…....................... 7
d.      Kegunaan Tanaman Kelor ………………………………………………………..…................. 9
e.       pemanfaatannya berdasarkan jenis penyakit ……………………………………………...  10
f.        Pemanfaatan daun kelor untuk pengembangan produk makanan ………………….. 11
g.      Peranan daun kelor untuk kesehatan dan mengatasi masalah gizi ……................... 13
BAB III Penutup
a.       Kesimpulan…………………………………………………………………................................... 15
b.      Daftar Pustaka…………………………………………………………………….......................... 16



BAB I
PENDAHULUAN

A.            Latar Belakang Masalah
Kelor merupakan salah satu tanaman sayuran yang multiguna. Hampir semua bagian dari tanaman kelor ini dapat dijadikan sumber makanan karena mengandung senyawa aktif dan gizi lengkap. Daun kelor juga kaya vitamin A dan C, khususnya Betakaroten. Para ahli menganjurkan untuk mengkonsumsi betakaroten sebanyak 15.000-25.000 IU per hari (Astawan, 2004).
Kandungan Vitamin C-nya setara dengan 6 kali vitamin C buah jeruk, sangat bermanfaat untuk mencegah berbagai macam penyakit termasuk flu dan demam. Begitu dahsyatnya khasiat daun kelor mengatasi aneka penyakit. Beberapa senyawa aktif dalam daun kelor adalah arginin, leusin, dan metionin. Tubuh memang memproduksi arginin, tetapi sangat terbatas. Oleh karena itu, perlu asupan dari luar seperti daun kelor. Kandungan arginin pada daun kelor segar mencapai 406,6 mg (Anwar, 2007).
Teh kelor, saus kelor, sirup kelor, sereal dan biskuit kelor merupakan produk yang menggunakan daun kelor sebagai bahan utama. Kecukupan konsumsi sayuran sangat diperlukan karena kandungan vitamin, mineral dan enzim selaku senyawa bioaktif yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Kecukupan antibodi juga diperlukan untuk mempertahankan ketahanan tubuh. Daun kelor memiliki potensi yang sangat baik untuk melengkapi kebutuhan nutrisi dalam tubuh, sehingga orang yang mengonsumsi daun kelor akan terbantu untuk meningkatkan energi dan ketahanan tubuh. Dalam bidang pangan, pengolahan makanan semakin berkembang sehingga menghasilkan beragam produk olahan yang beredar di pasaran. Selain itu, pola konsumsi masyarakat telah mengalami perubahan. Hal ini terlihat dari kecenderungan mereka dalam memilih makanan yang praktis, ekonomis dan cepat tersedia untuk dikonsumsi. Di daerah perkotaan, makanan siap saji lebih diterima oleh masyarakat daripada kebiasaan pola makan sehat (Suryana et al, 2008).

B.            Rumusan Masalah
1.      Apa Potensi gizi dan senyawa aktif pada daun kelor?
2.      Bagaimana Pemanfaatan daun kelor untuk pengembangan produk makanan?
3.      Apa Peranan daun kelor untuk kesehatan dan mengatasi masalah gizi ?

C.            Tujuan
1.      Mengetahu Potensi gizi dan senyawa aktif pada daun kelor?
2.      Mengetahui Bagaimana Pemanfaatan daun kelor untuk pengembangan produk makanan?
3.      Mengetahui Apa Peranan daun kelor untuk kesehatan dan mengatasi masalah gizi ?




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Sekilas Mengenai Tanaman Kelor
Tanaman Kelor (Moringa oleifera) atau dikenal juga sebagai Moringa pterygosperma, merupakan tanaman dari keluarga Moringaceae. Kelor adalah jenis tanaman yang mudah ditemukan di seluruh daerah di tanah air. Ada beberapa sebutan (nama) lokal untuk tanaman ini. Selain Kelor yang menjadi nama dalam bahasa Indonesia, sebutan tersebut juga digunakan oleh masyarakat di Jawa, Sunda, Bali dan Lampung. Sedangkan sebutan lainnya antara lain adalah Marangghi (Madura), Moltong (Flores), Kelo (Gorontalo); Keloro (Bugis), Kawano (Sumba), Ongge (Bima), Hau fo (Timor).
Kelor adalah tanaman jenis perdu dengan ketinggian pohon berkisar antara    7 -11 meter. Batang kayunya getas (mudah patah), bercabang jarang, tapi berakar kuat. Batang pokoknya berwarna kelabu. Daunnya berbentuk bulat telur berukuran kecil bersusun majemuk dalam satu tangkai. Bunganya berwarna putih kekuning kuningan dan tudung pelepah bunganya berwarna hijau. Bunga kelor keluar sepanjang tahun dengan aroma bau semerbak. Buah kelor berbentuk segi tiga memanjang. Di Jawa disebut kelentang. Berbentuk mirip kacang panjang berwarna hijau dan keras dengan ukuran panjang sekitar 30 cm. Sedang getahnya yang telah berubah warna menjadi coklat disebut blendok (Jawa). Kelor dapat berkembang biak dengan baik pada daerah yang mempunyai ketinggian tanah 300-500 meter di atas permukaan laut.
Selain itu, dalam pendapat sebagian masyarakat, konon kelor mengandung kekuatan magis, batangnya dapat dipakai untuk melunturkan kesaktian (black magic) seseorang. Adanya kandungan magis itu menyebabkan batang pohon kelor sering diburu orang untuk dijadikan jimat, pemegang jimat ini bisa kebal senjata tajam. Tanaman ini juga bisa dipakai mengobati orang kejang-kejang kesurupan. Biasanya itu terjadi karena diganggu roh jahat. Cara mengobatinya dengan mengambil daun kelor, lalu diremas dan dibalurkan di semua persendian sang pasien.
Di Jawa, secara tradisional, kelor kerap dibuat tanaman pagar, sedangkan daunnya dibuat sayur. Tapi, banyak pula yang memanfaatkan bagian dari tanaman yang berasa pahit ini untuk bahan obat tradisional.


B.     Potensi gizi dan senyawa aktif pada daun kelor
Menurut Simbolan et al., (2007), kandungan kimia yang dimiliki daun kelor yakni asam amino yang berbentuk asam aspartat, asam glutamat, alanin, valin, leusin, isoleusin, histidin, lisin, arginin, venilalanin, triftopan, sistein dan methionin. Daun kelor juga mengandung makro elemen seperti potasium, kalsium, magnesium, sodium, dan fosfor, serta mikro elemen seperti mangan, zinc, dan besi. Daun kelor merupakan sumber provitamin A, vitamin B, Vitamin C, mineral terutama zat besi. Menurut Fuglie (2001) menyebutkan kandungan kimia daun kelor per 100 g dapat dilihat pada Tabel 1. Akar, batang dan kulit batang kelor mengandung saponin dan polifenol. Selain itu kelor juga mengandung alkaloida, tannin, steroid, flavonoid, gula tereduksi dan minyak atsiri. Akar dan daun kelor juga mengandung zat yang berasa pahit dan getir. Sementara biji kelor mengandung minyak dan lemak (Utami dan Puspaningtyas, 2013).
Hasil studi fitokimia daun kelor (Moringa oleifera) menyebutkan bahwa daun kelor mengandung senyawa metabolit sekunder flavonoid, alkaloid, phenols yang juga dapat menghambat aktivitas bakteri. Komposisi dan konsentrasi senyawa fitokimia mengalami perubahan selama pertumbuhan tanaman. Daun yang lebih muda mempunyai kandungan fitokimia paling tinggi (Nugraha, 2013).
Berkat kandungan gizi yang terdapat di dalamnya, selain sebagai obat, kelor juga bermanfaat sebagai multivitamin. Terbukti bahwa kelor telah berhasil mencegah wabah kekurangan gizi di beberapa negara di Afrika dan menyelamatkan banyak nyawa anak-anak dan ibu-ibu hamil.
Berikut Kandungan Gizi dalam setiap 100 g Tanaman Kelor :
Tabel 1.1
Deskripsi
Biji
Daun
Tepung daun
Kadar Air (%)
Calori
Protein (g)
Lemak (g)
Carbohydrate (g)
Fiber (g)
Minerals (g)
Ca (mg)
Mg (mg)
P (mg)
K (mg)
Cu (mg)
Fe (mg)
S (mg)
Oxalic acid (mg)
Vitamin A - B carotene (mg)
Vitamin B -choline (mg)
Vitamin B1 -thiamin (mg)
Vitamin B2 -riboflavin (mg)
Vitamin B3 -nicotinic acid (mg)
Vitamin C -ascorbic acid (mg)
Vitamin E -tocopherol (mg)
Arginine (g/16g N)
Histidine (g/16g N)
Lysine (g/16g N)
Tryptophan (g/16g N)
Phenylanaline (g/16g N)
Methionine (g/16g N)
Threonine (g/16g N)
Leucine (g/16g N)
Isoleucine (g/16g N)
Valine (g/16g N)
86.9
26
2.5
0.1
3.7
4.8
2.0
30
24
110
259
3.1
5.3
137
10
0.11
423
0.05
0.07
0.2
    120
-
3.6
1.1
1.5
0.8
4.3
1.4
3.9
6.5
4.4
5.4
75.0
92
6.7
1.7
13.4
0.9
2.3
440
24
70
259
1.1
7
137
101
6.8
423
0.21
0.05
0.8
      220
-
6.0
2.1
4.3
1.9
6.4
2.0
4.9
9.3
6.3
7.1
7.5
205
27.1
2.3
38.2
19.2
-
2,003
368
204
1,324
0.57
28.2
870
1.6%
16.3
-
2.64
20.5
8.2
                  17.3
113
1.33%
0.61%
1.32%
0.43%
1.39%
0.35%
1.19%
1.95%
0.83%
1.06%
(From Moringa oleifera: Natural Nutrition for the Tropics by Lowell Fuglie)
Dilihat dari nilai gizinya kelor adalah tanaman berkhasiat sejati (miracle tree), artinya tanaman ini bisa dimanfaatkan dari akar, biji, batang, buah dan daun serta mengandung gizi tinggi. Kandungan gizi daun kelor segar, setara dengan:
·         4x vitamin A yang dikandung wortel,
·         7x vitamin C yang terkandung pada jeruk,
·         4x mineral Calsium dari susu,
·         3x mineral Potassium pada pisang,
·         3/4x zat besi pada bayam, dan
·         2x protein dari yogurt.
Sedangkan kandungan gizi daun kelor yang dikeringkan setara dengan:
·         10x vitamin A yang dikandung wortel,
·         1/2x vitamin C yang terkandung pada jeruk,
·         17x mineral Calsium dari susu,
·         15x mineral Potassium pada pisang,
·         25x zat besi pada bayam, dan
·         9x protein dari yogurt.

C.     Manfaat Tanaman Kelor Dalam Kehidupan Sehari-hari
Kelor (Moringa oleifera) adalah salah satu tanaman yang banyak dijumpai di tanah air, hampir semua orang Indonesia pernah mendengar kata “daun kelor”. Bahkan ada pepatah yang mengatakan “dunia ini tidak selebar daun kelor”. Pepatah ini sangat dikenal luas dalam kehidupan kita. Pepatah ini mengandung makna bahwa kesuksesan dapat diperoleh di berbagai bidang kehidupan yang dapat memberikan kesempatan kepada kita.
Kelor adalah tanaman jenis perdu dengan ketinggian pohon berkisar antara    7 -11 meter. Batang kayunya getas (mudah patah), bercabang jarang, tapi berakar kuat. Batang pokoknya berwarna kelabu. Daunnya berbentuk bulat telur berukuran kecil bersusun majemuk dalam satu tangkai. Bunganya berwarna putih kekuning kuningan dan tudung pelepah bunganya berwarna hijau. Bunga kelor keluar sepanjang tahun dengan aroma bau semerbak. Buah kelor berbentuk segi tiga memanjang. Di Jawa disebut kelentang. Berbentuk mirip kacang panjang berwarna hijau dan keras dengan ukuran panjang sekitar 30 cm. Sedang getahnya yang telah berubah warna menjadi coklat disebut blendok (Jawa). Kelor dapat berkembang biak dengan baik pada daerah yang mempunyai ketinggian tanah 300-500 meter di atas permukaan laut.
Di Indonesia, khususnya di kampung atau pedesaan, pohon kelor banyak ditanam sebagai pagar hidup, ditanam di sepanjang tepi ladang atau sawah. Fungsi dari penanaman pohon kelor ini selain sebagai tanaman penghijau juga sebagai tanda batas tanah atau ladang kepemilikan seseorang. Selama ini, daun kelor muda banyak dimanfaatkan sebagai bahan sayuran oleh sebagian besar penduduk kampung atau desa di Indonesia, selain itu biji kelor pun bermanfaat sejak beberapa tahun silam.
Pemanfaatan biji kelor telah dikembangkan di Indonesia, antara lain melalui Program United Nations Development Programme (UNDP) bekerjasama dengan ITB. Melalui program tersebut, biji kelor diolah menjadi bahan pengendap/koagulator untuk penjernihan air secara cepat, murah dan aman. Karena kandungan senyawa pada serbuk biji kelor memiliki sifat anti mikroba, khususnya terhadap bakteri,, bakteri Coli yang terdapat di dalam air yang dijernihkan.
Menurut hasil pengujian oleh tim ahli dari UNDP, untuk pengolahan air minum di kawasan pantai atau rawa tidak membutuhkan banyak biji kelor. Cukup 2-3 pohon dewasa selama setahun dengan keluarga sebanyak 6-8 orang, dengan perhitungan kebutuhan air sekitar 20 liter/hari/ jiwa.
Di beberapa negara, pemanfaatan kelor juga mulai dikembangkan untuk bahan pembuatan kosmetik. Sementara di beberapa negara di Benua Afrika, Kelor telah menjadi komoditas yang menjanjikan peluang bisnis yang menggiurkan.

D.     Kegunaan Tanaman Kelor Dalam Bidang Kesehatan
Dengan penelitian ilmiah, terungkap bahwa daun ini ternyata mengandung berbagai unsur nutrisi yang diperlukan oleh tubuh untuk memulihkan dan menjaga kesehatan. Variasi dan kadar kandungan nutrisi daun kelor berada di luar batas-batas kewajaran. Fenomena aneh ini diakui di dunia barat sekalipun karena memang dasarnya adalah penelitian ilmiah. Tidak heran banyak media masa internasional mempopulerkan pohon kelor sebagai “miracle tree” alias pohon ajaib, bahkan ada yang menyebutnya sebagai "tree for life". Memang mengagumkan. Bayangkan saja, jika kita memiliki sebuah pohon di halaman rumah yang bisa ditanam dan dirawat dengan mudah, tidak mati meskipun diterpa kemarau panjang, daunnya dapat dijadikan sayur untuk memenuhi semua kebutuhan vitamin dan mineral dalam tubuh, bisa digunakan sebagai obat, selain itu bijinya juga bisa untuk menjernihkan air yang  minum.
Seperti yang disebutkan di atas, bahwa tanaman kelor penting dalam mengatasi gizi buruk terutama bagi bayi dan balita serta ibu menyusui. Daunnya dapat dikonsumsi segar, dimasak atau disimpan dalam bentuk serbuk untuk persediaan beberapa bulan tanpa harus dimasukkan kedalam lemari pendingin tanpa kehilangan kandungan nutrisi. Selain itu, ada beberapa senyawa aktif dalam daun kelor yang cukup berguna bagi tubuh, beberapa senyawa aktif tersebut adalah arginin, leusin, dan metionin. Tubuh memang memproduksi arginin, tetapi sangat terbatas. Oleh karena itu perlu asupan dari luar seperti kelor. Kandungan arginin pada daun kelor segar mencapai 406,6 mg, sedangkan pada daun kering, 1.325 mg. Menurut Dr. Mien Karmini, arginin meningkatkan imunitas atau kekebalan tubuh. Di samping itu, arginin juga mempercepat proses penyembuhan luka, meningkatkan kemampuan untuk melawan kanker, dan memperlambat pertumbuhan tumor.
Sementara metionin yang kadarnya mencapai 117 mg pada daun segar dan 350 mg (kering) mampu menyerap lemak dan kolesterol. Oleh karena itu, metionin menjadi kunci kesehatan hati yang banyak berhubungan dengan lemak. Kekurangan metionin menyebabkan beragam penyakit seperti rematik kronis, sirosis, dan gangguan ginjal. Kadar valin dalam daun segar 374 mg atau 1.063 mg (kering) berfungsi dalam sistem saraf dan pencernaan. Perannya antara lain membantu gangguan saraf otot, gangguan mental, emosional, dan insomnia.
Tubuh juga memerlukan leusin karena tak mampu memproduksi sendiri. Daun kelor segar mengandung 492 mg leusin yang berperan dalam pembentukan protein otot dan fungsi sel normal. “Leusin sangat penting untuk pertumbuhan sel sehingga anak-anak dan remaja mutlak memerlukannya. Ambang batas kebutuhan leusin adalah 55 mg per g protein,” kata Mien Karmini.
Secara tradisional pemanfaatan akar, daun dan biji kelor sebagai obat, dianggap manjur untuk beberapa jenis penyakit antara lain : Sakit kuning (Lever), Reumatik/encok/Pegal linu, Rabun ayam, Sakit mata, Sukar buang air kecil, Alergi/biduren, Cacingan, Luka bernanah.
E.     Berikut cara pemanfaatannya, berdasarkan jenis penyakit :
1.       Sakit Kuning
Bahan: 3-7 gagang daun kelor, 1 sendok makan madu dan 1 gelas air kelapa hijau.
Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diberi 1 gelas air kelapa dan disaring. Kemudian ditambah 1 sendok makan madu dan diaduk sampai merata.
Cara menggunakan: diminum, dan dilakukan secara rutin sampai sembuh.
2.      Reumatik, Nyeri dan Pegal Linu
Bahan: 2-3 gagang daun kelor, 1/2 sendok makan kapur sirih;
Cara Membuat : Kedua bahan tersebut ditumbuk halus;
Cara menggunakan : dipakai untuk obat gosok (param).
3.      Rabun Ayam
Bahan: 3 gagang daun kelor;
Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diseduh dengan 1 gelas air masak dan disaring. Kemudian dicampur dengan madu dan diaduk sampai merata.Cara menggunakan: diminum sebelum tidur.
4.      Sakit Mata
Bahan : 3 gagang daun kelor;
Cara Membuat : Daun kelor ditumbuk halus, diberi 1 gelas air dan diaduk sampai merata. Kemudian didiamkan sejenak sampai ampasnya mengendap; Cara menggunakan : air ramuan tersebut digunakan sebagai obat tetes mata.
5.      Sukar Buang Air Kecil
Bahan: 1 sendok sari daun kelor dan sari buah ketimun atau wortel yang telah diparut dalam jumlah yang sama;
Cara Membuat: Bahan-bahan tersebut dicampur dan ditambah dengan 1 gelas air, kemudian disaring.
Cara menggunakan: diminum setiap hari.
6.       Cacingan
Bahan: 3 gagang daun kelor, 1 gagang daun cabai, 1-2 batang meniran;
Cara Membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring; Cara menggunakan: diminum.
7.      Biduren (alergi)
Bahan : 1-3 gagang daun kelor, 1 siung bawang merah dan adas  pulasari secukupnya; Cara Membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air
Cara Membuat : daun kelor ditumbuk sampai halus.
Cara menggunakan : ditempelkan pada bagian yang luka sebagai obat luar.

F.      Pemanfaatan daun kelor untuk pengembangan produk makanan.
1.      Spageti adalah salah satu olahan makanan yang barat yang kini tengah digemari oleh masyarakat Indonesia. Makanan ini terbuat dari adonan tepung terigu tanpa ditambahan apapun. Namun sekarang ini masyarakat sering berinovasi untuk membuat sesuatu yang baru sehingga lebih disukai masyarakat seperti spageti sayuran sudah ada di mana-mana. Di tangan dingin pria yang berasal dari Probolinggo, Jawa Timur, spageti pun bisa diolah dari daun kelor. Syaiful Hadi awalnya terinspirasi dari teman yang mempunyai ide spageti sayuran hingga dia berpikir untuk membuat inovasi lebih baik lagi dengan menggunakan daun kelor yang telah diakui oleh Badan Kesehatan Dunia, WHO sebagai dianggap sebagai tanaman ajaib karena bisa mengatasi gizi buruk dunia.
2.      Roti kini semakin digemari oleh semua kalangan masyarakat. Jika dahulu masyarakat Indonesia lebih banyak memilih mengkonsumsi nasi untuk sarapan, maka saat ini roti telah menjadi pilihan mereka di pagi hari untuk sarapan maupun sebagai camilan, karena mudah dikonsumsi dan mudah didapat di mana saja. Hal ini dibuktikan dengan adanya hasil survei yang dilakukan dibeberapa kota besar di Indonesia, bahwa sebanyak 70% masyarakat memilih untuk mengkonsumsi roti pada pagi hari. Bila pada umumnya roti tawar hanya memiliki varian rasa cokelat, pandan.
PT Mofera Indonesia dalam rangka mewujudkan kesehatan masyarakat setinggi-tingginya, telah melakukan inovasi dengan cara memproduksi pangan olahan yang sehat berbahan daun Kelor yang mudah untuk dikonsumsi sehari-hari oleh masyarakat. Kelor memiliki kandungan nutrisi yang jauh melampaui kandungan nutrisi bahan pangan pada umumnya. Bahkan, dari hasil penelitian mengatakan bahwa Kelor terbukti mampu menyelamatkan jutaan manusia dari kelaparan dan kekurangan gizi (malnutrisi) di Afrika dan belahan dunia lainnya. Dan, secara ilmiah pun, Kelor terbukti dapat mengatasi berbagai macam penyakit serius seperti kanker, tumor, hipertensi, diabetes, bahkan direkomendasikan untuk dikonsumsi oleh penderita HIV AIDS. Maka dari itu, tak heran jika tanaman ini dikenal sebagai “Miracle Tree” atau “Trees of Life.” Moringa Oleifera Bread merupakan produk roti tawar yang mengandung lebih banyak protein, zat besi, dan kalsium dengan tambahan serbuk daun kelor. Produk roti tawar ini mengandung 10% serbuk kelor sebagai tambahan nutrisi. Selain itu, roti ini mengandung pewarna alami (hijau) karna penambahan dari serbuk daun kelor itu sendiri.



G.    Peranan daun kelor untuk kesehatan dan mengatasi masalah gizi
Defisiensi protein dalam diet merupakan masalah nutrisi yang paling serius dalam kasus gizi buruk, yang sering dikenal dengan istilah Kurang Energi Protein (KEP). Anak-anak dan balita membutuhkan lebih banyak protein untuk pertumbuhan dan pertukaran energi yang lebih aktif. Dampak yang ditimbulkan KEP pada balita menyebabkan pertumbuhan yang tidak normal, menurunnya immunitas, dan tingkat kecerdasan yang rendah. Pada stadium yang berat, KEP pada balita dapat menyebabkan kwarshiorkor sampai kematian (Almatsier, dalam Hadi dan Kholis , 2010 : 144).
Kelor merupakan komoditas pangan yang penting sebagai sumber gizi alami daerah tropis . Banyaknya kandungan gizi yang dimiliki oleh daun Moringa oleifera membuatnya baik untuk dijadikan makanan pendamping bagi tumbuh kembang anak (Syariati , 2011 : 11) . Disamping itu tanaman kelor telah berhasil digunakan untuk mengatasi malnutrisi pada anak yang terbukti dengan pertambahan berat badan yang signifikan (Fuglie, dalam Zakaria dkk , 2012 : 46). Yayasan Mata Internasional (berbasis di Maryland, USA) menganjurkan konsumsi Kelor untuk pencegahan kekurangan gizi pada anak dan menyelamatkan penglihatannya yang rentan kebutaan karena defisiensi vitamin A. Telah dilaporkan dari proyek penelitian WHO bahwa kelor mampu membantu mengatasi malnutrisi pada anak-anak di beberapa Negara Afrika dengan pemanfaatan serbuk daun kelor. Kelebihan dari daun Kelor adalah mudah diperoleh tanpa biaya tinggi dan mampu mengatasi malnutrisi lebih cepat dibandingkan nutrisi modern seperti susu bubuk, minyak goreng dan gula (Luthfiyah , 2012 : 43) .
Hasil penelitian Luthfiyah ,Widjajajanto (2011: 135) membuktikan bahwa dengan pemberian serbuk daun kelor dosis 180 mg , 360 mg  dan 720 mg per hari dapat meningkatkan keadaan fisik kondisi KEP (Kurang  Energi Protein) pada keadaan fisik normal.
Fuglie , dalam Luthfiyah (2012 : 43) melaporkan bahwa konsumsi 8 gr serbuk daun kelor sehari dapat memberikan kontribusi zat gizi kepada balita usia  1-3 tahun , yaitu 14% protein , 40% kalsium, 23% besi dan hampir semua kebutuhan vitamin A . Sedangkan dalam 100 gr bubuk serbuk daun kelor, dapat memberikan lebih dari sepertiga kebutuhan kalsium , besi , protein , tembaga , belerang dan vitamin B pada wanita usia subur . Menurut hasil penelitiannya , daun Kelor ternyata mengandung vitamin A , C , B , kemudian kalsium ,  kalium , besi , dan protein dalam jumlah tinggi serta mudah dicerna dan diasimilasi oleh tubuh manusia.
Melihat dari sisi nutrisinya, daun kelor sangat potensial untuk mengatasi masalah gizi buruk di Indonesia . Sedangkan dari sisi kandungan klorofilnya yang tinggi sangat mungkin dimanfaatkan sebagai pewarna alami makanan seperti kue bolu .Dengan demikian kue bolu akan aman bagi kesehatan karena ditambahkan dengan pewarna alami dan bukannya pewarna sintesis yang seringkali membahayakan kesehatan .




BAB III
PENUTUP

a.       Kesimpulan
Dari pembahasan masalah di atas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.   Kelor bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, di beberapa negara maju, pemanfaatan kelor mulai dikembangkan untuk bahan pembuatan kosmetik. Salah seorang investor asal Jepang beberapa tahun silam juga berniat membuka perkebunan kelor di Musi Banyuasin untuk bahan baku industri di negara Sakura. Di samping itu, kelor telah menjadi komoditas yang menjanjikan peluang bisnis yang menggiurkan khususnya di beberapa negara di Benua Afrika.
2.   Kelor juga berguna dalam bidang kesehatan. Mulai dari akar, daun dan biji kelor semua bermanfaat khususnya dalam bidang kesehatan. Secara tradisional pemanfaatan akar, daun dan biji kelor sebagai obat dianggap manjur untuk beberapa jenis penyakit, antara lain : a) Sakit Kuning, b) Reumatik, Nyeri dan Pegal Linu, c) Rabun Ayam, d) Sakit Mata, e) Sukar Buang Air Kecil, f) Cacingan, g) Biduren (alergi), h) Luka bernanah.

















DAFTAR PUSTAKA

Sitorus, M. dkk. 2007. Cegah Malnutrisi dengan Kelor. Jakarta : Kanisius.
Yuwono, Trius dan Pius Abdullah. 1994. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Praktis. Surabaya: Arkola.
M Astawan,T Wresdayati.2004.Diet Sehat dengan Makanan Berserat.Solo:Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Mangkunegara,Anwar Prabu AA.(2007). Manajemen Sumber daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.


Komentar

  1. Assalamulaikum, slamat malam... izin buat mnta referensi makalah nya di daftar pustaka dan rumusan masalah, dalam pembuatan PKM Ilmiah saya tentang karakteristik manfaat tersebut. TRIMS

    BalasHapus
  2. Free Slot Casino No Deposit Bonus 2021
    Free 바카라 몬 Slot Casino No 스포츠 배팅 Deposit Bonus 2021. We also feature a list of free 스포츠 무료중계 casino 피망 포커 머니 상 bonuses 벤 델핀 and casino games. Get more from top free slots sites in 2021!

    BalasHapus

Posting Komentar